Pernikahan itu ibarat Kapal Terbang.
Pernikahan itu ibarat Kapal Terbang.
Suami adalah pilot, sementara Istri adalah copilot. Jika diumpamakan bahtera, maka suami adalah Nakhoda, sedangkan istri adalah juru Layarnya. Anak anak adalah penumpangnya. Kitabullah adalah kompasnya. Allah adalah orientasi tujuannya. Badai gelombang dan laut tenang adalah ujiannya agar tidak lalai dan lebay.
Tentu Pilot dan Copilot harus bekerjasama, namun jangan overlap, masing masing berbeda peran dan tugasnya serta tanggungjawabnya sesuai fitrah perannya. Tidak terbayang jika pilot dan copilot berebut mengendalikan tuas, panel dan tombol penerbangan. Atau pilot yang malas menyerahkan semuanya pada copilot atau sebaliknya.
Selain itu, tentu untuk memuluskan penerbangan maka semua potensi berupa alat pendukung penerbangan harus bekerja sesuai fitrahnya masing masing. Pilot dan copilot, juga masing masing perlu belajar sampai mumpuni untuk mengendalikannya agar semua berjalan sesuai fitrah tugas dan kinerjanya
Namun itu semua masih belum cukup, karena bahtera hanya bisa berlayar dengan mantap, dan sampai ditujuan apabila memiliki satu hal penting yang tidak boleh dilupakan yaitu Peta Jalan atau Rute Perjalanan.
Peta Jalan atau Ship Route itulah Misi Keluarga. Kita seringkali berfokus pada hal hal teknis, bagaimana melakukan dengan benar (do the thing right) tetapi melupakan hal hal pokok yang paling mempengaruhi perjalanan, melakukan sesuatu yang paling benar (do the right thing). Banyak keluarga bicara cara sukses, namun tak punya jalan sukses.
Misalnya, sebagus apapun komunikasi pilot dan copilot, sebagus apapun keterampilan mengemudikan pesawat, namun tanpa rute perjalanan atau misi penerbangan atau alasan mengapa mereka terbang maka akan mengalami kekacauan dan keributan serta kegaduhan sepanjang perjalanan karena tak jelas kemana kapal bergerak dan mengapa bergerak walau mengetahui tujuannya.
Dengan adanya rute penerbangan, maka sepanjang perjalanan, walau awan comulo nimbus menghadang, badai dan cuaca buruk menghalang dsbnya pesawat bisa dengan lincah bergerak menghindar atau memutar namun tetap akan kembali ke rute yang benar, sehingga akhir tujuan akan tercapai.
Kalau begitu, apa Rute Perjalanan Pernikahanmu? Apa Misi Keluargamu?
Temukanlah sebelum pesawatmu tersesat, melayang layang tak tentu arah, sehingga bahan bakar habis dan mendarat darurat di KUA atau Pengadilan Agama terdekat. Naudzubillah…
#fitrahbasedlife
#fitrahbasededucation
#fitrahworldmovement
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!