Keluarga Mandiri: Solusi Menghindari Benturan Otoritas dalam Rumah Tangga

Keluarga

Pondok Mertua Indah, Mengapa Demikian?

Diantara fitrah keluarga adalah adanya otoritas tunggal, karena sebuah keluarga merupakan satuan terkecil yang memiliki imam dan makmum yang apabila berbenturan dalam otoritas maka pasti melanggar fitrah keluarga, dan tentu saja ada jiwa yang tercederai.

Efeknya tentu tidak main main, bisa kepada gangguan kejiwaan pasangan bahkan ke anak, wujudnya tentu saja akhlak yang jadi nampak buruk, pertengkaran bahkan perceraian.

Mandiri dalam Keluarga

Oleh karena itu, banyak sudah yang menganjurkan agar sebuah keluarga sebaiknya mandiri berdiri sendiri sehingga tak terjadi benturan otoritas baik dalam mendidik anak maupun nilai nilai atau misi keluarga yang akan dijalankan.

Tinggal berpisah dengan orangtua adalah langkah terbaik untuk melatih kemandirian dan merasakan perjuangan bersama. Walau memulai dengan yang sederhana, mengontrak misalnya, itu jauh lebih baik daripada terjadi benturan otoritas setiap hari yang menyebabkan pertengkaran dan hubungan yang buruk.

Otoritas dalam Rumah Tangga

Tentu hal ini jangan dibenturkan dengan tidak berbakti pada orangtua. Merawat dan berbakti pada orangtua adalah kewajiban, namun otoritas dan otonomi dalam rumahtangga juga keharusan. Apabila tinggal bersama orangtua dan bisa memahami dan menyepakati batasan otoritas dan otonomi masing masing tentu saja sangat baik, walau kenyataannya sulit.

Konsep Join Family atau Collective Family

Di masa lalu, walau konsep Join Family atau Collective Family, dimana banyak keluarga berkumpul dalam rumah besar atau kompleks perumahan bersama, namun ada batasan otoritas dan otonomi berjenjang sehingga tak terjadi overlaping atau benturan otoritas dan pelanggaran otonomi.

Menumbuhkan Kemandirian dalam Pernikahan

Umumnya yang ditahan untuk tinggal bersama orangtua adalah anak pertama dan mantu pertama, karena kasihan dianggap belum mampu mandiri, sehingga perlu terus disubsidi. Ini sebenarnya menghambat kedewasaan dan kemandirian pernikahan atau rumahtangga anaknya.

Perlu kelapangan hati orangtua untuk tidak egois mempertahankan anaknya. Perlu keberanian anaknya untuk mulai berani mandiri dan dewasa dalam membina otonomi keluarganya.

Peran Seorang Suami

Istilah seorang suami adalah anak ibunya, itu benar sampai kapanpun, namun seorang suami juga seorang imam dan qowam yang memiliki tanggungjawabnya sendiri, termasuk otoritasnya. Ibarat wilayah, ia harus otonom, walau terus menjalin silaturahmi dan terus merawat orangtuanya.

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
#changemaker
#changemakerfamily

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *