Beliau adalah seorang konsultan Information & Knowledge Management dan Project/Program Management Office (PMO) berpengalaman lebih dari 17 tahun di lembaga pemerintah dan perusahaan juga sekolah, Integrator Pemikiran Pendidikan, Dosen dan Pendiri beberapa Sekolah, Penulis buku dan Pembicara Fitrah Based Education/Life sejak 2014
Ustadz Harry Santosa mengaku bahwa beliau merasa begitu bersyukur telah Allah pilih untuk menjadikan FBE sebagai perangkat untuk menjalani panggilan langit (the mission of life)nya, yaitu “mengembalikan kesejatian pendidikan di Indonesia khususnya dan dunia.
Beliau membagikan kisah perjalanannya, bahwa pada awalnya beliau hanya selalu menginginkan segala sesuatunya kembali kepada kesejatiannya. Hal itu senantiasa berkecamuk di kepala dan di hati beliau bahwa;
Apa sesungguhnya pendidikan yang sejati itu? Apa sesungguhnya peran orang tua yang sejati itu? Apa sejatinya yang harus dididik pada diri anak-anak kita? Apa kesejatian suatu keluarga dan masyarakat? dstnya.
Beliau sangat gemar mempelajari sejarah untuk melihat pola kesejatian atau hukum tetap pada segala sesuatu yang bergerak dalam dimensi waktu dan tempat. Hal ini jugalah yang membaut beliau sejak lama sangat suka menggali konsep tentang peradaban.
Karya Ibnu Khladun, Malik Bennabi, Toynbe, sampai narasi Ust. Anis Matta tentang peradaban beliau lahap. Ini pula yang membuat Ustadz Harry Santosa sangat menggadrungi pemikiran Islam seperti Prof. Naquib al-Attas, Prof. Fazlur Rahman, Prof Wan Daud Wan Mohd Nor, Dr. Tarik Ramadhan. Dan juga filsafat sampai tasawuf, sejak karya Imam Ghazali, sampai karya ar-Rumi, dsbnya.
Beliau mengaku bahwa kesejatian yang beliau selalu cari ini bisa saja bermakna orisinalitas, bisa juga otentisitas dstnya, namun kemudian Allah membimbing jiwa beliau menemukan khazanah terindah tiada tara, mutiara tersimpan dalam gunung hikmah di depan mata sejak lama yang luput dalam penglihatan beliau, yaitu kata Fitrah.
Hanya satu ayat di dalam al-Qur’an yang menyebut kata Fitrah dalam bentuk Fi’lah, yaitu QS 30:30. Dalam bentuk lain cukup banyak, seperti infithar, faathir, yanfathiru, fathoro dsbnya. Inilah barangkali, mengapa disebut hanya sekali kata fitrah di dalam al-Qur’an, agar manusia fokus menggali makna fitrah secara mendalam.
Sejak bertemu kata Fitrah ini, beliau menggali makna fitrah, menulusuri Kitab-Kitab klasik Islam, kitab tafsir, pendapat Ulama salaf maupun kholaf dsbnya, sampai bertemu dengan sebuah buku yang khusus membahas fitrah secara akademis, yaitu Fitrah, The Islamic Concept of Human Nature, yang merupakan disertasi doktoral dari Prof Muhammad Yasien. Beliau dengan bersungguh-sungguh mendalami bukunya dan berdiskusi dengan penulisnya.
Alhamdulillah, dalam penggalian dan penelusuran konsep fitrah ini, Allah ilhamkan Ustadz Harry mendirikan komunitas belajar online di Facebook, yaitu Miillennial Learning Center pada tahun 2009.
Beliau mengundang banyak pakar dan praktisi pendidikan seperti bang Lendo Novo dan Dr. Dewi Utama Faiza, untuk setiap hari berdiskusi (kadang berdebat dengan keras namun tetap santun) tentang berbagai topik pendidikan.
Dan Alhamdulillah sampai saat ini sudah ribuan buku Fitrah Based Education dan Fitrah Based Life tersebar di seluruh indonesia, dan semasa hidupnya beliau sudah diundang hampir ke semua kota di Indonesia, sejak Aceh sampai Wamena, sejak Menado, Baubau sampai Bali dan Lombok.
Pada tahun 2020 Ustadz Harry Santosa membangun sebuah gerakan yang bernama Fitrah World Movement.
Sebuah gerakan yang digagas untuk mengembalikan unsur-unsur stabilitas, berupa fitrah-fitrah, baik fitrah manusia, fitrah alam, fitrah kehidupan dan dipandu Ilmu yang benar (Kitabullah), kemudian mengembangkannya (unsur dinamika) dengan beragam pengetahuan (knowledge diversity), pendidikan dan aksi sehingga tercapai peran Khalifatullah fil Ardh.
Wujudnya adalah keluarga yang berdaulat, desa yang berdaulat dalam pangan, energi, pendidikan, kesehatan dan ekonomi dsbnya. InsyaAllah kita dapat bersama mewujudkannya
Pesan Ustadz Harry Santosa:
Semoga ikhitar ini bisa memutus rantai kezhaliman pendidikan antar generasi yang dirancang penjajah peradaban, semoga kita dan anak-anak kita kelak menjadi arsitek peradaban, merdeka dalam membangun peradabannya sendiri sesuai fitrahnya.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasedlife
#fitrahbasededucation
#fitrahworldmovement