Bisnis Langit Anti Bangkrut
Seringkali orang menyangka antara Bisnis dan Langit adalah dua hal yang berlawanan. Bagaimana bisa bisnis yang nampak penuh “permainan dan obsesi keuntungan dengan segala cara” itu bisa terkait dengan “urusan langit”.
Di alam fikiran kapitalistik dan materialistik sekuler, amat susah memandang langit dan dunia sebagai sebuah kesatuan. Teman saya seorang bisnismen muslim, dengan berseloroh mengatakan, “kantong kanan Islamis, kantong kiri kapitalis”. Nah!
Tak bisa dipungkiri, kebingungan atau ambiguitas ini melanda banyak bisnis, misalnya lembaga Zakat yang nampak sangat Islami dalam hal memenuhi kewajiban sebagai Amil Zakat, namun pendekatan bisnisnya lebih kepada membangun Konglomerasi Lembaga Zakat tanpa misi langit yang kokoh.
Bahkan sampai kepada Lembaga Pendidikan Islampun, walau memakai label Islam, namun sulit kita menolak realita bahwa kebanyakan pendekatannya sangat industrialistik dan kapitalistik serta materialistik misalnya fokus pada memperbanyak siswa, memperluas lahan dan bangunan bukan mempertajam misi perjuangannya sebagai bentuk jihadnya dsbnya.
Bisnis dan Syariat
Biasanya orang kemudian mengkaitkan “bisnis dan langit” dalam perspektif syariah atau muamalah semata, misalnya bagaimana bisnis yang memenuhi syarat syariat baik akad transaksinya, bahan baku maupun produk yang halal dan thoyyib, peniadaan unsur riba dan ghoror dsbnya.
Ini benar, namun dalam bahasan “bisnis langit” yang nanti kita akan bongkar, itu semua di atas hanya sebagian saja terkait pemenuhan syarat syariat dalam manajemen dan teknis.
Kita perlu melihat bisnis langit ini sebagai suatu yang komprehensif dan menyeluruh serta tidak terpisahkan antara urusan dunia dengan langit agar syariat tidak sekedar menjadi alat justifikasi bisnis Islami semata, sementara jiwa atau mental dan perilakunya tetap kapitalistik, materialistik, serakah, loba, yang pastinya akan menzhalimi jiwanya maupun alam, sebagaimana industri yang memberi label halal namun tidak ada kaitannya dengan urusan langit, sehingga malah merusak manusia dan alam.
Memahami dari Hakekatnya
Apabila bisnis yang dijalani telah memenuhi syarat syarat syariatnya apakah bisa disebut bisnis langit? Mari perlahan kita membedahnya dari hakekatnya atau filosofisnya dan kemudian kita akan bahas “bridging” nya atau jembatannya antara bisnis di dunia dengan langit, agar syariah bukan cuma label dan justifikasi semata tanpa ada impact bagi jiwa dan semesta.
Secara hakekat atau filosofis, istilah bisnis langit ini merupakan istilah yang Allah ungkapkan dan tawarkan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu bisnis atau perniagaan (Tijaroh) yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (QS. Al-Shaff: 10)
Ternyata Allah memang menawarkan sebuah bisnis langit dan memaparkan karakteristik bisnis langit yang memang sesungguhnya tidak boleh terpisah dengan urusan dunia namun benar-benar terkait dan terdampak dengan urusan langit dan itu secara nyata dan real dijanjikan akan mampu menyelamatkan akhirat kita dari azab yang pedih.
Transaksi Bisnis Langit
Pada ayat lain disebut senada yaitu:
“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang MUKMIN, baik JIWA maupun HARTA mereka, dengan memberikan SURGA untuk mereka” (QS. At Taubah: 111).
Perhatikan syarat transaksinya adalah harus derajat MUKMIN, yaitu beriman kepada Allah, beriman kepada Rasulullah dan pembuktian keimanan dalam bentuk JIHAD di jalan Allah. Jihad di jalan Allah tentunya tidak selalu dalam bidang militer, justru ada beragam bidang seperti jihad dalam bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang pelestarian alam, bidang pertanian dstnya.
Dalam Kehidupan Sehari-hari
Sementara, produk yang dibeli Allah dari Mukmin itu, dalam ayat di atas, adalah JIWA dan HARTA. Bayarannya adalah Pengampunan dan bonusnya Syurga atau Kehidupan yang Abadi. Allah menyebutnya, keuntungan yang besar, the biggest profit untuk diri kita sendiri.
Jalan Menuju Keberkahan
Dengan paparan di atas, apabila anda ingin memiliki Bisnis Langit, dengan keuntungan yang besar anti bangkrut di dunia dan di akhirat, mengundang limpahan keberkahan maka mari pertanyakan,
Apakah keimanan anda sudah berwujud pada Misi Hidup berupa Misi Perjuangan (Jihad) di jalan Allah pada suatu bidang perjuangan yang akan anda perjuangkan sampai akhir hidup anda?
Jika kita berhasil membuat Bisnis kita sebagai Bisnis Langit kita, sebagai upaya dan usaha mendeliver solusi secara professional (Ihsan) dengan segenap jiwa dan harta, maka inilah jalan taqwa kita, sehingga Allah akan curahkan keberkahan dari langit dan bumi, serta limpahkan keuntungan yang besar berupa Ampunan dan SyurgaNya. Allahumma aamiiin
by Harry Santosa allahuyarham
#fitrahbasedlife
#fitrahbasedbusiness
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!